16 September 2008

Puisiku untuk Rasulku


  • Nafasku tersekat dalam tangisan
    Duhai, mengapa nafas tak lepas bersama jeritan
    Sesudahmu tiada lagi kebaikan dalam kehidupan
    Aku menangis karena aku takut hidupku akan kepanjangan

    Kala rinduku memuncak, kujenguk pusaramu dengan tangisan

    Aku menjerit meronta tanpa mendapatkan jawaban
    Duhai yang tinggal di bawah tumpukan debu, tangisan memelukku
    Kenangan padamu melupakan daku dari segala musibat yang lain
    Jika engkau menghilang dari mataku ke dalam tanah,
    engkau tidak hilang dari hatiku yang pedih

    Berkurang sabarku bertambah dukaku
    setelah kehilangan Khatamul Anbiya
    Duhai mataku, cucurkan air mata sederas derasnya
    jangan kautahan bahkan linangan darah
    Ya Rasul Allah, wahai kekasih Tuhan
    pelindung anak yatim dan dhuafa
    Setelah mengucur air mata langit
    bebukitan, hutan, dan burung
    dan seluruh bumi menangis

    Duhai junjunganku,
    untukmu menangis tiang-tiang Ka’bah
    bukit-bukit dan lembah Makkah
    Telah menangisimu mihrab
    tempat belajar Al-Quran di kala pagi dan senja
    Telah menangisimu Islam
    sehingga Islam kini terasing di tengah manusia
    Sekiranya kau lihat mimbar yang pernah kau duduki
    akan kau lihat kegelapan setelah cahaya
 
Design by:Alamsyah